Jakarta, CNBC Indonesia- Efek kenaikan harga dan Kelangkaan BBM Solar di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia turut dirasakan pelaku usaha perkebunan sawit. Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk (MGRO), Usli Sarsi mengatakan kenaikan harga solar non subsidi dari harga semula Rp 9.000 kini sudah mencapai Rp 12.900 menyebabkan harga pokok produksi (HPP) sawit naik 10%.
1 Menjawab: Solar industri adalah BBM yang dijual oleh rekanan Pertamina ke kalangan industri seperti pabrik. Sedangkan Solar subsidi adalah BBM yang dijual di POM Bensin Pertamina untuk kendaraan berbahan bakar solar. Untuk perbedaan solar industri dan solar subsidi yang paling jelas adalah harganya. Semua konten dibagikan, dan dicetak ulang
Uncategorized · October 5, 2018. Berikut ini kami sampaikan harga dasar solar industri pertamina periode 1 – 14 Oktober 2018. Harga dasar solar industri Area I dan Area II = Rp. 13,100.-. Harga dasar solar industri Area III dan Area IV = Rp. 13,200.- dan Rp. 13,350.-. Harga tebus solar industri pertamina seluruh wilayah, sebagai berikut :Lantaran, pergerakan harga minyak mentah dunia sulit terprediksi akibat ketidakpastian global. Ia menjelaskan, pemerintah mengalokasikan belanja untuk subsidi energi sekitar Rp 340 triliun di 2023. Nilai subsidi yang besar itu memperhitungkan asumsi harga minyak mentah di kisaran 90 dollar AS per barrel, termasuk ketidakpastikan global.
Keterangan: Harga High Speed Diesel (HSD) / Solar industri (non-subsidi) untuk wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi) dan wilayah sekitarnya. Mencakup wilayah Karawang, Cikarang, Purwakarta, Cilegon dan Serang. Harga termasuk Ppn 10%, ongkos angkut dan sebagainya (all in).
dll. Kami Juga menyediakan solar untuk kepentingan pelayaran (Bahan bakar Kapal Laut dan Tongkang) Area yang kami layani diantaranya. Dalam Negeri (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Batam, Sulawesi, Sorong / Papua dll. ) Luar Negeri (Malaysia dan Singapura ) Hubungi : : 0877 8148 6555. Email : nata99sje@gmail.com.gd5Z.