PUISI TERAKHIR SOE HOK GIE Pada orang yang menghabiskan waktunya ke Mekkah Pada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu sayangku Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biavra Tapi Soe Hok Gie meninggal dunia di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tanggal 16 Desember 1969.Tragisnya, Soe Hok Gie meninggal dunia jelang hari ulang tahunnya yang ke-27. Sebelum mengembuskan napas terakhir di Gunung Semeru, Soe Hok Gie sempat menulis di buku catatannya yang seolah mengisyaratkan bahwa dirinya akan mati muda. Berikut adalah tulisannya itu yang termaktub di buku Catatan Seorang
  1. Ձухр ξот ечо
  2. Оф θзвеклሚсա
(Catatan 11 November 1969) [hal. 433-434] Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie .. Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.. Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.. Dan yang tersial adalah berumur tua.. Berbahagialah mereka yang mati muda.. Carl Sanburg, The Hang Man at Home (filsuf Yunani) Mahluk kecil.. Kembalilah dari tiada ke tiada.. nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkanyang kedua adalah mati mudadan yang paling sial adalah mati di usia tuaberuntunglah mereka yang mati muda.puisi i
Hari ini, 16 Desember 1969, aktivis Soe Hok Gie pergi untuk selamanya di ketinggian Gunung Semeru. Soe Hok Gie aktivis mahasiswa di era Soekarno dan Soeharto. 52 tahun lalu, tepatnya 16 Desember 1969, meninggal di kawasan puncak Gunung Semeru. Kakak Soe Hok Gie, Arief Budiman, Meninggal.
Soe Hok Gie dalam puisi terakhirnya sebelum meninggal diatas puncak semeru menuliskan sebuah puisi yang berjudul Cinta, didalam puisi itu ada sebuah kalimat yang diambilnya dari seorang filsuf Yunani, yaitu sebagai berikut: Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan Kedua dilahirkan namun mati muda Dan yang tersial adalah berumur tua

Kelima, Puisi yang ditulis oleh Soe Hok Gie. Dia aktivis yang suka menulis dan naik gunung. Dan begini akhir perjalanan Soe: 15 Desember 1969, Soe Hok Gie bersama kawan-kawannya Herman Lantang, Abdul Rahman, Idhan Lubis, Aristides Katoppo, Rudy Badil, Freddy Lasut, Anton Wiyana berangkat menuju Puncak Semeru melalui kawasan Tengger.

Puisi Soe Hok Gie untuk Ira Berbahagialah mereka yang mati muda Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada Berbahagialah dalam ketiadaanmu Soe Hok Gie meninggal di puncak gunung Semeru pada bulan Desember 1969 di pangkuan sahabatnya, Herman Lantang. Catatan hariannya diterbitkan pertama kali di tahun 1983. Soe Hok Gie (17 Desember 1942-16 Desember 1969) adalah salah seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962-1969. Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin. LKa6c.
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/134
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/146
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/185
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/39
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/920
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/504
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/350
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/113
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/80
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/899
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/462
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/652
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/833
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/233
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/142
  • puisi soe hok gie mati muda