guruperlu: (1) mengetahui kelebihan dan kekurangan para siswanya, (2) merencanakan kegiatan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, (3) membangun pengetahuan dan ketrampilan siswa baik yang dia peroleh di sekolah maupun di rumah, (4) menggunakan catatan kemajuan siswa (assessment). 3. Murid mempelajari matematika baik secara mandiri maupun
Bagi Kamu yang sebentar lagi akan masuk sekolah lanjutan, tentunya bingung dalam menentukan pilihan adalah wajar. Banyak sekali siswa SMP yang bingung harus kemana nanti setelah lulus, mau ke SMA, SMK, atau MA. Ternyata tidak hanya 3 jurusan itu saja, ada satu lagi sekolah kejuruan yang juga patut dipertimbangkan, yakni Madrasah Aliyah Kejuruan atau MAK. Lalu, apa sih kelebihan Madrasah Aliyah Kejuruan? Yuk disimak ya! Perbedaan MAK dan SMK Bagi Kamu yang perlu pertimbangan dalam memilih sekolah, berikut ini ada beberapa perbedaan antara SMA, MA, MAK dan SMK. Kira-kira apa saja perbedaan dari masing-masing sekolah tersebut? SMA atau sekolah menengah atas merupakan sekolah berstatus umum yang dapat ditempuh selepas SMP. Mata pelajaran sekolah ini mengglobal secara umum. Jadi tidak hanya di satu jurusan saja, misalnya administrasi atau otomotif. Cakupan bidang ilmunya pun luas, namun biasanya berdasar pada dua kelompok, yaitu IPA dan IPS. Untuk MA atau Madrasah Aliyah, sekolahnya juga hampir sama dengan SMA. Pembelajarannya termasuk umum namun semuanya dilandasi dengan agama. Jadi jika di SMA porsi pendidikan agama tidak akan sebanyak di MA. Adapun mata kuliah MA adalah Aqidah, Akhlak, Hadist, Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk MAK atau Madrasah Aliyah Kejuruan, mata pelajarannya hampir mirip dengan MA, yakni berisi porsi pelajaran agama yang lebih banyak dibanding SMA. Namun bedanya, jika MA lebih bersifat umum, maka MAK lebih bersifat penjurusan layaknya SMK. Inilah mengapa MAK sering disebut SMK versi agama. Kelebihan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK Berbicara mengenai kelebihan Madrasah Aliyah Kejuruan, ada beberapa kelebihan yang bisa dibicarakan, yakni 1. MAK Mirip dengan SMK Seperti yang sudah dibahas, MAK sangat mirip dengan SMK. Perbedaannya hanya pada porsi pendidikan agamanya saja. Pasalnya, MAK ada dibawah Kementerian Agama yang mana pembelajaran agama Islamnya harus lebih banyak dibanding sekolah umum lainnya. 2. Mata Pelajarannya Mirip MA Seperti MA, mata pelajaran MAK juga ada berupa Al-Qur’an dan Al-Hadits, Aqidah, Tajwid, dan juga Akhlak. Lalu, ada pula mata pelajaran Fiqih yang sulit bagi beberapa anak layaknya anggapan Fisika di SMA. 3. Mata Pelajaran Umum Juga Ada Tidak hanya agama dan penjurusan, mata pelajaran umum seperti olahraga, seni budaya, keterampilan, hingga pendidikan kewarganegaraan juga ada di MAK. Jadi kalian jangan khawatir tidak akan diajar mata pelajaran ini ya. 4. Bisa Untuk Belajar Agama Mendalam Bagi Kamu yang suka pelajaran agama namun masih belum ingin masuk pondok, maka Kamu bisa masuk MAK. Disana, Kamu bisa belajar lebih dalam tentang ilmu agama sementara ilmu lainnya juga bisa didapat. 5. Pergaulannya Juga Masih Menyenangkan Umumnya lingkup pertemanan anak SMA, pergaulan di MAK juga masih menyenangkan dan tidak melulu serius seperti di Pondok. Kamu masih bisa hangout, berbicara dengan lawan jenis dalam diskusi kelompok, dan juga lain sebagainya. Demikian ulasan tentang kelebihan Madrasah Aliyah Kejuruan. Semoga bermanfaat.
FikihPada Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin". Nama Elma Kamaliya, NIM 170102010388, telah diujikan dalam Sidang Tim Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin pada: Hari : 5.Kelebihan dan Kekurangan Internet Dalam
Apa Itu Madrasah Aliyah – Teknologi madrasah sebagai nama lembaga pendidikan Islam belakangan ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dimana tingkatan madrasah di dalam dunia sekolah Indonesia sendiri terbagi menjadi beberapa kelas, salah satunya yaitu Madrasah Aliyah MA.Secara garis besarnya, MA merupakan satu tingkatan atau jenjang pendidikan setara dengan Sekolah Menengah Atas SMA yang berada di bawah koordinasi Depdiknas atau Kementrian Agama. Jika dilihat dari segi jenjang kelas dalam waktu tempuh di MA, sebenarnya sama saja seperti SMA pada Itu Madrasah Aliyah?Tujuan Madrasah AliyahJurusan di Madrasah AliyahKelebihan Madrasah Aliyah1. Mendapatkan Pengetahuan Umum dan Agama2. Mengenal Lebih Dekat Tentang Islam3. Membentuk Karakter Anak Sesuai Ajaran Agama IslamKekurangan Madrasah Aliyah1. Sekolah di MA Lebih Menyita Waktu2. Waktu bermain Siswa Lebih SedikitKesimpulanNamun sayangnya, masih ada cukup banyak orang di luar sana mengeluhkan bahwa mereka belum benar-benar memahami tentang jenjang pendidikan tersebut. Hal ini tentunya menjadikan sebagian orang belum merasa percaya secara penuh tentang Islam setara SMA dari itu, apabila diantara kalian ingin melanjutkan jenjang sekolah di Madrasah Aliyah, ada baiknya cari tahu terlebih dahulu seluk beluknya. Untuk membantunya, kali ini kami akan menjelaskan mengenai apa itu Madrasah Aliyah mulai dari pengertian, tujuan, daftar jurusan hingga kelebihan beserta pembahasan berlanjut mengenai apa tujuan dan apa saja jurusan yang tersedia di Madrasah Aliyah, sebaiknya pahami terlebih dahulu sekilas pengertiannya. Secara garis besarnya, Madrasah Aliyah atau biasa disingkat MA merupakan jenjang sekolah formal di Indonesia yang setara dengan sekolah setingkat dengan SMA ini dikelola secara langsung oleh pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementrian Agama. Sama halnya seperti SMA pada umumnya, pendidikan di MA mempunyai masa studi tiga tahun bagi para peserta didik, mulai dari kelas 10/X hingga kelas 12/ diketahui, pada dasarnya kurikulum MA sama dengan kurikulum SMA, hanya saja pada jenjang madrasah ini terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan agama Islam. Selain itu, MA juga termasuk program wajib tidak belajar pemerintah, sebagaimana siswa SD atau sederajat 6 tahun dan SMP atau sederajat 3 Madrasah AliyahSetelah mengetahui apa itu Madrasah Aliyah, maka selanjutnya kalian tinggal mencari tahu apa saja tujuan diterbitkannya lembaga belajar mengajar tersebut. Seperti sudah disinggung di awal, MA merupakan satuan pendidikan dalam jenjang sekolah menengah dalam bentuk sekolah menengah umum yang berciri khas agama lama masa belajar di MA sendiri yaitu 3 tahun setelah Madrasah Tsanawiyah atau setelah sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ataupun satuan pendidikan yang setara. Sekolah MA sendiri mempunyai beberapa tujuan ataupun fungsi di dunia pendidikan sekolah di Indonesia, diantaranya yaitu seperti berikut ilmu pengetahuan peserta didik guna melanjutkan pada jenjang lebih pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta kesenian yang dijiwai ajaran agama kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial dan budaya serta alam sekitarnya yang dijiwai sesuai dengan ajaran dalam penerapannya, isi kurikulum Madrasah Aliyah merupakan susunan bahan kajian serta pelajaran untuk mencapai tujuan MA dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan kata lain, beberapa kurikulum di MA tersebut diwujudkan sebagai ciri khas agama di Madrasah AliyahKurang lengkap rasanya apabila sudah mengetahui apa itu Madrasah Aliyah dan apa saja tujuannya, namun kalian tidak mengetahui apa saja jurusan-jurusan yang ditawarkan kepada para peserta didik. Dimana MA sendiri menyelenggarakan pendidikan pada 4 jurusan, diantaranya yaitu seperti di bawah Pengetahuan Pengetahuan sudah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya kurikulum MA sama dengan kurikulum di SMA, hanya saja porsi pembelajaran mengenai pendidikan agama Islam di MA jauh lebih banyak. Selain itu, terdapat juga beberapa mata pelajaran tambahan yang diajarkan kepada peserta didik dari itu, sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk melanjutkan jenjang sekolah di Madrasah Aliyah, di bawah ini akan kami berikan beberapa daftar mata pelajaran di jenjang pendidikan PancasilaPendidikan Agam IslamAl Quran dan HadistAqidah dan AkhlaqFiqihSejarah Kebudayaan IslamBahasa ArabPendidikan KewarganegaraanBahasa dan Sastra IndonesiaSejarah Nasional dan UmumMatematikaPengetahuan AlamPengetahuan SosialBahasa InggrisBahasa ArabJasmani dan KesehatanSeniKelebihan Madrasah AliyahDi atas sudah dijelaskan secara lengkap mengenai apa itu Madrasah Aliyah mulai dari pengertian, tujuan hingga fungsi beserta apa saja jurusannya. Apabila melihat perkembangannya hingga sekarang, maka MA sebenarnya juga tidak kalah saing dengan sekolah sederajat lagi, di beberapa kota MA juga menjadi salah satu sekolah favorit bagi peserta didik yang ingin melanjutkan jenjang pendidikannya. Maka dari itu, di bawah ini akan kami berikan beberapa keunggulan MA yang menjadikan sebuah alasan kenapa MA patut untuk Mendapatkan Pengetahuan Umum dan AgamaSalah satu kelebihan mendapatkan pembelajaran di jenjang MA yaitu siswa akan diberikan pendidikan umum serta agama Islam. Adapun persentase masing-masing pengetahuan tersebut pastinya sama besar, sehingga diharapkan terdapat keseimbangan antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama yang didapatkan peserta Mengenal Lebih Dekat Tentang IslamSesuai dengan namanya, Madrasah Aliyah merupakan sekolah Islam yang ada di Indonesia hingga saat ini. Maka dari itu, melalui MA tersebut setiap siswa mempunyai kesempatan lebih baik dalam mengenal lebih dekat tentang agama Membentuk Karakter Anak Sesuai Ajaran Agama IslamKeunggulan MA terakhir yaitu bisa membentuk karakter anak sesuai dengan ajaran agama Islam, entah itu dari Al Quran maupun Hadist. Ketika siswa lulus dari bangku MA, maka mereka diharapkan bisa menjadi pribadi muslim dengan akhlak sesuai ajaran agama Madrasah AliyahMeskipun jenjang MA setara SMA ini mempunyai cukup banyak keunggulan, namun tetap saja bahwa sekolah ini memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan yang perlu diperhatikan. Buat kalian yang bertanya-tanya apa saja kekurangannya, simak baik-baik penjelasannya di bawah Sekolah di MA Lebih Menyita WaktuKetika memutuskan untuk menyekolahkan anak di MA, maka kalian harus siap bahwa anak akan pergi dari pagi dan pulang sore setiap harinya. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya selain mendapatkan pendidikan formal, peserta didik MA juga akan diberikan mata pelajaran tambahan tentang ajaran agama Waktu bermain Siswa Lebih SedikitKemudian kekurangan menempuh jenjang sekolah di MA yaitu waktu bermain siswa atau peserta didik akan jauh lebih sedikit. Akan tetapi, sebenarnya hal ini akan menguntungkan bagi para orang tua, sebab anak-anak akan lebih memanfaatkan waktunya untuk sekiranya penjelasan dari seputar apa itu Madrasah Aliyah mulai dari pengertian, tujuan dan fungsi, daftar jurusan hingga kelebihan beserta kekurangannya. Semoga informasi di atas dapat dijadikan sebagai referensi ketika ingin melanjutkan jenjang pendidikan di gambar
Rumpunpelajaran umum meliputi pelajaran yang sama dengan pelajaran di SMA lainnya. Rumpun pelajaran agama meliputi Alquran Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, SKI, dan Bahasa Arab. Dengan penggunaan kurikulum dari kementerian agama ini, MAN 2 Kuningan memiliki kelebihan dibandingkan dengan sekolah umum lainnya terutama dalam bidang keagamaan.
Related PapersThis research aims to determine the type of evaluation, evaluation techniques, and the quality of the instrument for evaluating reading skills in the textbook " Durūs Al-Lugah Al-Arabiyyah Buku Siswa Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas X Madrasah Aliyah". The type this research is library research whose object is textbook "Durūs Al-Lugah Al-Arabiyyah Buku Siswa Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas X Madrasah Aliyah". Meanwhile, the authors analyzed data using content analysis were conducted using the observation of data sources both primary and secondary. The results of this research to show that this type of reading skills evaluation in textbook Durūs Al-Lugah Al-Arabiyyah Buku Siswa Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas X Madrasah Aliyah is a type of formative evaluation and diagnostic evaluation. Reading skills evaluation techniques in this book include test technique and non-test technique. The quality of ...Abstract This research aims to determine the type of evaluation, evaluation techniques, and the quality of the instrument for evaluating reading skills in the textbook " Durūs Al-Lugah Al-Arabiyyah Buku Siswa Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas X Madrasah Aliyah". The type this research is library research whose object is textbook "Durūs Al-Lugah Al-Arabiyyah Buku Siswa Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas X Madrasah Aliyah". Meanwhile, the authors analyzed data using content analysis were conducted using the observation of data sources both primary and secondary. The results of this research to show that this type of reading skills evaluation in textbook Durūs Al-Lugah Al-Arabiyyah Buku Siswa Bahasa Arab Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas X Madrasah Aliyah is a type of formative evaluation and diagnostic evaluation. Reading skills evaluation techniques in this book include test technique and non-test technique. The quality of the reading skills evaluation instrument in this book in terms of the material contained multiple-choice items and descriptions that do not match the indicator. In terms of construction, there are some components that are not fulfilled clause study on item true-false, stuffing or short-answer and multiple choice. in terms of language, the overall quality of the evaluation instruments is good. Keywords Evaluation, reading skill, textbookPenelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukan problem dalam buku teks bahasa Arab madrasah, seperti adanya kesalahan bahasa dan kurang sesuai dengan standar BSNP. Penelitian ini akan menganalisis kelayakan isi buku teks bahasa Arab naḥwu dan ṣaraf Madrasah Aliyah peminatan keagamaan kelas X dengan teori Mackey seleksi, gradasi, presentasi, repetisi dan juga kelebihan dan kekurangan buku teks tersebut dengan perspektif Mackey. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas buku teks bahasa Arab naḥwu dan ṣaraf Madrasah Aliyah peminatan keagamaan kelas X. Penelitian ini termasuk dalam penelitian literature atau penelitian kepustakaan library research, sementara itu dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis isi content analysis. Hasil dari penilitian ini menunjukkan bahwa buku ini layak untuk pembelajaran siswa kelas X. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan secara umum bahwa kualitas materi pada buku teks ini sudah memenuhi prinsip-prinsip seleksi materi, gradasi, presentasi, dan repetisi. Namun, dari prinsip presentasi hanya menggunakan salah satu dari empat aspek proses presentasi seperti prosedur differential, ostensive, pictorial, dan penelitian dan pengembangan Buku Ajar Bahasa Arab Kelas X Sepuluh ini adalah membangun dan meningkatkan kemampuan membaca dan memahami Kitab Kuning bagi siswa Kelas X sepuluh Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Karangploso. Rancangan awal prototype hasil pengembangan diuji dalam dua tahap, yakni 1 Validasi Ahli, dan 2 Uji Lapangan Penuh. Pada tahap validasi Ahli yang melibatkan 3 tiga orang ahli yang terdiri dari 1 satu orang pakar Bahasa Arab dan 2 dua orang praktisi pembelajaran Bahasa Arab. Sedangkan tahap uji lapangan dilaksanakan dengan melibatkan 20 dua puluh anggota populasi dengan menggunakan desain eksperimen one group pretes-post test. Penghitung-an statistik dalam penelitian ini menggunakan aplikasi IBM SPSS 19. Hasil Validasi Ahli menunjukkan bahwa rata-rata penilaian adalah 85,67 yang masuk pada kriteria sangat baik sehingga produk tidak perlu direvisi. Pengambilan keputusan hasi uji lapangan dilakukan dengan cara melihat membandingkan hasil t-hitung dan t-tabel. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai t-hitung berada pada berbanding pada t-tabel dengan degree of freedom df N-1=19. Uji dilakukan pada pihak kanan karena ingin mngetahui apakah nilai post-test lebih besar dari pada pre-test. Hasil tersebut menyatakan bahwa hasil penghitungan t-test jatuh pda area penerimaan null hipotesis Ho. Hal ini membuktikan bahwa null hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata nilai siswa setelah menggunakan buku ajar lebih tinggi dari pada sebelum menggunakan buku ajar adalah diterima adanya. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa produk hasil pengembangan ini mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca teks literature bahasa ini membuktikan bahwa Implementasi Metode Langsung The Direct Metthod tidak efektif dalam meningkatkan pembelajaran bahasa 0px; "> </PAI Islamic Education Books for Islamic High School of 2013 curriculum have not been evaluated from users’ student and teacher perspective. This research more focuses on content aspect, however, there are also findings in the form of inputs from users in terms of presentation, language, and graphics. The research uses quantitative approach and Krippendorf content analysis method and CSI customer satisfaction index, it can be seen that a finding shows that the grading of 11th Grade MA PAI Books users at 5 MA in Gunungkidul District shows that a study course having the lowest average grade of 11th Grade MA PAI in 1 to 5 scales is SKI and the highest is Al-Quran and Hadeeth while the other two study courses, namely Religious Behavior Akidah Akhlak is and Islamic Law Fiqh The same result is showed in CSI formula, that the grade /satisfaction criteria in 1 to 100 scales, study course having the lowest grade is SKI and the...
MataPelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat memuat konten lokal. Muatan lokal dapat diisi dengan kearifan lokal atau mata pelajaran lain yang menjadi kekhasan/keunggulan madrasah terdiri atas maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dengan jumlah maksimal 6 (enam) jam pelajaran. Perbedaan Struktur Kurikulum 2013 MI lama dengan Baru
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk artikel kali ini, mari kita mengusung tema pendidikan lagi. Siapa yang tak pernah mendengar MAK? MAK singkatan dari Madrasah Aliyah Kejuruan. Mungkin terdengar asing di telinga kita. Pasti kita bertanya-tanya, Madrasah Aliyah Kejuruan itu madrasah apa ya? Sama kah dengan SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan? Karena kalau mendengar sekolah kejuruan pasti kita hanya teringat dengan SMK, benar kan? Tetapi ada banyak juga yang sudah mengenal dan bahkan pernah belajar di kita harus mengetahui apa itu MAK atau Madrasah Aliyah Kejuruan. Madrasah Aliyah Kejuruan yang disingkat MAK merupakan madrasah atau sekolah bernuansa Islam yang bernaung di bawah kementerian agama seperti halnya madrasah-madrasah lainnya bagi MAK Negeri, bedanya MAK ini menggunakan materi-materi kejuruan seperti halnya di SMK. Terlebih pemerintah kini sangat memberikan perhatian cukup besar terhadap SMK karena dapat menghasilkan output langsung kerja sehingga siswa-siswa lulusan sekolah kejuruan memiliki ketrampilan tersendiri yang dapat mengurangi prosentase pengangguran di negara kita. Meskipun MAK dan SMK sama-sama sekolah kejuruan, tetapi ada perbedaan yang sangat mendasar dari kedua sekolah itu. Sama-sama kejuruan boleh saja, bahkan output siswanya sama-sama memiliki keterampilan namun materi atau subtansi mapelnya lebih sempurna MAK. Mengapa dikatakan sempurna? Karena secara teori dan akal, materi yang diajarkan oleh madrasah mengacu pada bobot mapel PAI Pendidikan Agama Islam yang banyak sehingga tidak hanya mampu menguasai materi umum saja tetapi juga materi agama, mengingat madrasah akan membawa para siswa selamat di dunia dan akhirat. Tidak hanya itu saja, namanya juga madrasah aliyah kejuruan, itu berarti materi yang diajarkan ditambah dengan ketrampilan-ketrampilan yang biasa ada di sekolah kejuruan, sehingga MAK merupakan sekolah atau madrasah idaman yang dapat menghantarkan kita dalam mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Kesuksesan dunia didapat dari materi umum dan kejuruan sehingga outputnya siswa sukses mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemajuan zaman saat ini dan dapat mengurangi prosentase pengangguran di negara ini. Sedangkan kesuksesan akhirat didapat dari materi PAI sehingga outputnya siswa paham akan agama, mengamalkannya dan dijamin selamat di dunia dan apa coba Madrasah Aliyah Kejuruan ini? Harusnya sekolah lain merasa iri dengan subtansi dari MAK ini. Meskipun memang sekolah kejuruan dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Itu dikarenakan mereka tidak melihat ada apa di dalamnya, terlebih MAK ini memang masih tidak sepopuler MA maupun SMA yang sudah banyak dikenal oleh orang banyak. Maka dari itu sebaiknya pemerintah bersama masyarakat mulai mengunggulkan madrasah ini dan lebih memperhatikan MAK ini kalau tidak ingin mempertinggi angka prosentase pengangguran. Padahal penyebab pengangguran ini ialah banyaknya masyarakat yang lebih memilihkan sekolah anak di sekolah umum dan madrasah yang favorite bukan di kejuruan. Padahal lulusan SMA maupun MA yang hanya bukan program keterampilan, akan sulit mengikuti perkembangan zaman sekarang ini. Karena orang pintar tanpa keterampilan apapun maka akan sulit mencari pekerjaan. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Lihat Sosbud Selengkapnya
AlumniMadrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah Jurusan IPA tahun 2016, melanjutkan pendidikan tingginya di Politeknik Manufaktur Astra atau yang dikenal dengan Polman Astra Jurusan Sistem Informasi. Jurusan inilah yang menghantarkan Zidane nama panggilannya bekerja di tempat yang di idamkannya dengan imbalan penghasilan mendekati 15 jutaan.
Learning the History of Islamic Culture in Madrasas must be oriented, meaningful, and relevant to the times. Learning does not work well without using methods according to the material being taught. Learning the history of Islamic culture at this time has not been running as it should, as students' perceptions of learning the history of Islamic culture are boring. This study basically examines the problematics of learning the history of Islamic culture in Madrasah Aliyah in Aceh Jaya. The formulation of the problem what problems are faced in learning as well as what steps are taken in overcoming the problem of learning the history of Islamic culture ?. The results showed that students' perceptions of learning the history of Islamic culture were less interesting and could even be said to be boring. In order to improve the persession, there have been several attempts by teachers in the study of the history of Islamic culture in Madrasas. The efforts made by the teacher are 1 improving the learning strategy, the teacher of Islamic cultural history subjects has tried to do creativity, namely using a variety of methods, of course, student-centered; 2 provide motivation to learn every time a meeting; 3 assessing the process at each meeting; 4 using an individual, educational, experience and historical approach. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 15 DOI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH Abdul Haris Hasmar Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia email Abstract Learning the History of Islamic Culture in Madrasas must be oriented, meaningful and relevant to the times. Learning does not work well without using methods according to the material being taught. Learning the history of Islamic culture at this time has not been running as it should, as students' perceptions of learning the history of Islamic culture are boring. This study basically examines the problematics of learning the history of Islamic culture in Madrasah Aliyah in Aceh Jaya. The formulation of the problem what problems are faced in learning as well as what steps are taken in overcoming the problem of learning the history of Islamic culture ?. The results showed that students' perceptions of learning the history of Islamic culture were less interesting and could even be said to be boring. In order to improve the persession, there have been several attempts by teachers in the study of the history of Islamic culture in Madrasas. The efforts made by the teacher are 1 improving the learning strategy, the teacher of Islamic cultural history subjects has tried to do creativity, namely using a variety of methods, of course, student-centered; 2 provide motivation to learn every time a meeting; 3 assessing the process at each meeting; 4 using an individual, educational, experience and historical approach. Keywords Problematics; Learning; Islamic Culture History; Madrasah PENDAHULUAN Pendidikan agama Islam di Madrasah terdiri atas mata pelajaran al-Quran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh dan Sejarah Kebudayaan Islam. Al-Quran Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual Al-Quran dan Hadits, serta mengamalkan kadungannya dalam kehiudpan sehari-hari. Aspek akidah menekankan pada kemampuan memahami dan Problematika Pembelajaran… 16 mempertahankan keyakinan/ keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna. Aspek akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Aspek fiqh menekankan pada kemampuan melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Sedangkan aspek sejarah kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa bersejarah perkembangan agama Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkan dengan fenomena sosial, budaya politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dalam kurikulum Madrasah adalah salah satu bagian dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya way of life melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, penggunaan pengetahuan dan pembiasaan. Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam yang sangat mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil, dan teori dari fakta sejarah yang ada. Oleh karena itu dalam tema-tema tertentu indikator keberhasilan belajar akan sampai pada capaian ranah afektif. Jadi materi sejarah kebudayaan Islam tidak saja merupakan transfer of knowladge, tetapi juga merupakan pendidikan nilai value education. Kemampuan yang melekat pada sosok guru profesional salah satunya berkaitan dengan kemampuan mengembangkan bidang ilmu yang ditekuni atau bahan ajar yang sesusai dengan konteks kurikuler dan kebutuhan peserta didik paedagogical content knowladge. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 17 Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaa proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Guru selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan bahan ajar dan mengimplementasikan dalam pembelajaran. Namun masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensinya. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah secara baik haruslah berorientasi, bermakna dan relevan dengan perkembangan zaman, guru membuat kegiatan terprogram dalam desain instruksional, sehingga membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Selain daripada itu perlu juga dipahami bahwa pembelajaran tidak berhasil dengan baik tanpa menggunakan metode sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam saat ini belum berjalan sebagaimana mestinya, hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam sebagian besar masih pada batas KKM. Penelitian ini akan mengkaji apa yang sebenarnya terjadi dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam pada Madrasah di Aceh Jaya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pembelajaran sejarah kebudayaan Islam yang bermanfaat sebagai referensi ilmu pengetahuan dan upaya mencari formula pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian lapangan field research menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari penelitian. Metode deskriptif Problematika Pembelajaran… 18 merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan dan menelaah pada masa-masa sekarang Lexy, 1999236. Penelitian ini dilakukan pada Madrasah di Aceh Jaya sedangkan pengumpulan data informasi didapatkan secara observasi dan wawancara, Imam Bawani, 201678. Analisis data menggunakan analisis kualitatif, yakni analisis data yang tidak dapat dinominasikan dengan menggunakan angka, melainkan disajikan berupa keterangan, penjelasan, dan pembahasan teori. Data hasil penelitian yang diperoleh, selanjutnya di analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Setiap data yang didapatkan dari observasi dan wawancara dianalisis melalui 3 tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. PEMBAHASAN 1. Telaah Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan persadaban Islam di masa lampau mulai dari masa nabi Muhammad periode Mekah dan Madinah, kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, perkembangan Islam periode klasik/zaman keemasan 650-1250, Perkembangan Islam pada abad pertengahan/kemundurun 1250-1800, Perkembangan Islam pada masa modern/zaman kebangkitan 1800 sampai sekarang, perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia. Secara subtansial Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Adapun tujuan mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah ialah Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 19 a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran nilai-nilai dan norma-norma dalam Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah dalam rangka mengembangkan kebudayaan Islam. b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, kini dan masa depan. c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam. e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibroh dari peristiwa-peristiwa bersejarah, meneladani tokoh berprestasi dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Dalam Winarno Surachmad 197342 proses belajar mengajar tidak mungkin tercapai jika guru yang mengajar tersebut tidak memahami tujuan yang telah dirumuskan, hal ini sesuai dengan kutipan berikut yaitu “bila guru kurang memahami makna tujuan yang telah dirumuskan maka sukar diharpakan dapat mebimbing murid ke arah yang lebih tinggi, jika telah disadari tujuan yang akan dicapai sangat penting, maka guru akan melalui cara-cara mengajar yang wajar untuk mencapai tujuan.” Adapun ruang lingkup pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah adalah Dakwah Nabi Muhammad pada periode Mekah dan periode Madinah, kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, perkembangan Islam periode klasik/zaman keemasan 650-1250, Problematika Pembelajaran… 20 perkembangan Islam pada abad pertengahan/kemunduran 1250-1800, perkembangan Islam pada masa modern/zaman kebangkitan 1800 sampai sekarang, perkembangan Islam di indonesia dan di dunia. Selain memahami tujuan dan pembelajaran seorang guru juga diharapkan dapat memahami fungsi dari pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam disekolah, Setidaknya ada tiga fungsi dasar pembelajaran sejarah kebudayaan Islam, yaitu a. Fungsi Edukatif; yaitu sejarah menegaskan kepada siswa tentang keharusan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. b. Fungsi Keilmuan; yaitu melalui sejarah siswa memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya. c. Fungsi Transformasi; yaitu sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam merancang transformasi masyarakat. Cakupan materi sejarah kebudayaan Islam merupakan bagian tak terpisahkan dari rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu setiap aspeknya dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu, meliputi a. Keimanan yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan. b. Pengamalan,memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil hasil pengamalan keyakinan akidah dan akhlak dalam menghadapi tugas dan masalah dalam kehidupan. c. Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 21 ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi tugas dan masalah dalam kehidupan. d. Rasional, usaha memberikan peranan kepada rasio akal peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai materi dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi. e. Emosional, upaya menggugah perasaan emosi peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. f. Fungsional, menyajikan materi sejarah kebudayaan Islam dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. g. Keteladanan, yaitu menjadikan figure pribadi-pribadi teladan dan sebagai cerminan dari manusia yang memiliki keyakinan tauhid yang teguh dan berprilaku mulia. Berdasarkan dari uraian di atas jelas bahwa guru diharapkan mengetahui dan memahami tujuan, ruang lingkup, fungsi dan pendekatan yang telah dirumuskan dan disusun dalam kurikulum sehingga dapat mengarahkan dan membimbing murid-muridnya untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila seorang guru telah memahami dan mengetahui tujuan pembelajara sejarah kebudayaan Islam dengan baik, maka ia dapat memberi arah dalam mengajarkan sejarah kebudayaan Islam dengan baik, baik evaluasi dan juga penggunaan metode dan media yang tepat. 2. Telaah Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam kamus Purwadarminta Problematika Pembelajaran… 22 1976, secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas. Selanjutnya ia akan mengumpulkan informasi tentang kekuatan lawan. Setelah itu baru menyusun tindakan apa yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar Sanjaya, 2008125. Dalam kamus pelajar 2003228 Strategi adalah usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata strategos militer dengan ago memimpin. Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan to plan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Dalam dunia pendidikan, “strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Maksudnya yaitu, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 23 perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan, termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran Sanjaya, 200824. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif efisien. Strategi pembelajaran juga merupakan suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa Sanjaya, 200824. Menurut Ramly Maha 19971, “Strategi pembelajaran adalah kemampuan mengatur langkah-langkah dan menata semua potensi yang ada agar suatu rancangan pembelajaran akan disusun bermanfaat seoptimal mungkin, sehingga suatu kegiatan pembelajaran tercapai sasarannya”. Sedangkan menurut Nana Sudjana 200324 Strategi mengajar adalah “taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien”. Sama halnya dengan uraian di atas, maka strategi pembelajaran pendidikan agama Islam adalah kegiatan yang dipilih pengajar dalam proses pembelajaran sehingga memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam. Pembahasan mengenai strategi pembelajaran berhubungan dengan topik perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bila ketiga hal tersebut dapat dijalankan, maka akan menunjang keberhasilan penerapan strategi pembelajaran, termasuk pembelajaran agama. a. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang Problematika Pembelajaran… 24 sosial ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional Harjanto 20057. Ide perencanaan pembelajaran yang baru dikenal sekitar tahun 50-an, sekarang telah luas mempengaruhi pemikiran tentang pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan manusia menyusun rencana itu secara sistematis dengan menggunakan perhitungan-perhitungan, maka lahirlah perencanaan pengajaran dalam arti modern. Perencanaan pengajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat membantu pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang sangat penting dan sangat menentukan. Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan, yaitu dengan mengumpulkan data, mencatat dan menganalisis data serta merumuskan keputusan Burhanuddin, 199851. Perencanaan pembelajaran berkaitan erat dengan kurikulum, silabus, dan RPP. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dalam semua jenis dan tingkat pendidikan. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curere yang berubah menjadi kata benda curriculum. Kata ini pertama dipakai dalam dunia atletik yang diartikan sebagai suatu jarak untuk perlombaan yang harus Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 25 ditempuh oleh seorang pelari untuk mencapai garis finish. Dalam arti sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah materi yang disajikan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai kriteria tertentu sehingga dinyatakan lulus pada suatu atau sejumlah mata pelajaran. Kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, dan pokok isi atau materi pelajaran. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian dan sumber belajar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut seperti pembuatan rencana pembelajaran. Silabus merupakan pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Kurikulum, silabus dan RPP merupakan tiga mata rantai yang berurutan dalam penyelenggaran kegiatan pembelajaran. Kurikulum merupakan dasar penyusunan silabus dan silabus merupakan dasar penyusunan RPP. b. Pelaksanaan Pembelajaran Setelah ditetapkan dan disusun suatu perencanaan pembelajaran, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah Problematika Pembelajaran… 26 melaksanakan atau mengaplikasi-kan hal-hal yang direncanakan dalam bentuk penyampaian pembelajaran. Strategi penyampaian isi pembelajaran berkaitan dengan metode pembelajaran. Fungsi penyampaian pembelajaran adalah untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada peserta didik dan menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang telah dirumuskan. Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses belajar mengajar Ramayulis, 2008185. Metode pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode tersebut selain harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, juga harus memperhatikan bahan pelajaran yang akan diberikan, kondisi anak didik, lingkungan dan kemampuan dari guru itu sendiri. Suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, dan tidak cocok untuk mencapai tujuan yang lain. Metode tertentu mungkin hanya cocok untuk sasaran peserta didik tertentu dan lingkungan tertentu, namun tidak cocok bagi peserta didik dan lingkungan yang berbeda. Namun, terlepas dari metode mana yang akan digunakan terdapat suatu hal yang harus dipertimbangkan yaitu metode tersebut hendaknya tidak hanya terfokus pada aktivitas guru, melainkan juga pada aktivitas peserta didik. Metode pembelajaran sebaiknya dapat mendorong timbulnya motivasi, kreativitas, inisiatif peserta didik untuk berinovasi, berimajinasi, berinspirasi, dan berapresiasi. Dengan cara tersebut peserta didik tidak hanya menguasai materi pelajaran dengan baik, melainkan dapat pula menguasai proses mendapatkan informasi tersebut, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 27 Dalam surat An-Nahl ayat 125 Allah SWT berfirman “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. An-Nahl 125 Pengajaran pendidikan agama merupakan suatu mata pelajaran yang bersifat khas, maka diperlukan metode khusus pula. Metode khusus ini dapat dibangun melalui pemaduan dari berbagai metode pengajaran yang ada. Yang paling ideal untuk metodologi pengajaran pendidikan agama adalah metode integratif, yakni dengan memasukkan metode suatu mata pelajaran yang lain. Hanya saja tidak mudah untuk diterapkan. Selain itu, dalam penggunaan metode harus selalu disesuaikan dengan kelas dan jenis mata pelajaran yang disajikan. Juga perlu diingat bahwa setiap jenis metode ada kelebihan dan kelemahannya. Karena itu, kepandaian dan kecermatan dalam memilih metode akan sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan kreativitas guru agama itu sendiri. Sebelas metode mengajar, yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode karya wisata, metode kerja kelompok, metode bermain peran, metode dialog, metode bantah-membantah dan metode bercerita Suparlan, 200538. 3. Temuan penelitian dan upaya guru dalam mengatasinya Mengajar dikatakan efektif apabila dalam prosesnya meliputi tiga langkah, yaitu langkah sebelum mengajar, langkah pelaksanaan mengajar dan langkah sesudah mengajar. Langkah sebelum mengajar meliputi membuat perangkat pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran dan Problematika Pembelajaran… 28 menentukan model pembelajaran. Langkah pelaksanaan mengajar, langkah ini berupa pelaksanaan model pembelajaran dan penerapan strategi yang telah dirancang untuk membawa murid mencapai tujuan pembelajaran. Langkah sesudah mengajar, langkah ini berupa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru. Dari proses penilaian inilah kegiatan guru dapat dilihat efektif atau tidak proses pembelajaran yang telah diberikan oleh guru dan berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti pengajaran. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari hasil prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru, oleh karena itu perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar. Suatu proses pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran, yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila daya serap terhadap bahan/materi pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok. Penelitian ini telah menghasilkan suatu kesimpulan bahwa selama ini problema yang terjadi yang mengakibatkan hasil belajar sejarah kebudayaan Islam siswa sebagaian besar berada pada batas KKM bahkan dibawahnya adalah persepsi siswa terhadap pembelajaran sejarah kebudayaan Islam negatif. Persepsi ini telah diwariskan oleh pendahulu Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 29 mareka bahwasanya belajar sejarah kebudayaan Islam itu tidak enak, mengundang ngantuk, membosankan dan lain sebagainya. Problematikan diatas sudah menjadi momok menakutkan bagi guru, dan hal tersebut disadari oleh guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam itu sendiri. Ternyata selama ini yang menjadi faktor utama rendahnya hasil belajar siswa bukanlah pada ketidakmampuan siswa memahami pelajaran, namun lebih kepada cara berfikir siswa mindset yang masih belum diluruskan. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa problematika tersebut walaupun menjadi dilema bagi guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam tentunya upaya untuk memperbaiki image atau persepsi tersebut terus dilakukan. Adapun upaya yang dilakukan guru adalah sebagai berikut a. Memperbaiki strategi pembelajaran. Masalah strategi atau metode pembelajaran menjadi masalah utama dalam proses pembelajaran sejarah kebudayaan Islam pada Madrasah Aliyah di Aceh Jaya, dimana selama ini guru hanya menggunakan metode konvensional dan terkadang metode tersebut tidak sesuai dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai. Kondisi ini membuat siswa jenuh dan merasa bosan, untuk mengatasi masalah ini, hasil wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam bahwa guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam telah berupaya melakukan kreatifitas, yakni menggunakan metode yang bervariasi tentunya yang berpusat pada siswa, bukan lagi berpusat pada guru. Hal ini diharapkan siswa dapat meningkatkan semangat belajar dan tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai, serta untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih maksimal, selain penggunaan metode yang bervariasi, guru juga menyesuaikan dengan materi. Problematika Pembelajaran… 30 Penggunaan media pembelajaran juga merupakan faktor pendukung keberhasilan pembelajaran. Selama ini guru kurang menggunakan media dikarena madrasah masih kekurangan dalam bidang sarana prasarana. Untuk mengatasi masalah media maka guru telah berusaha mencari peluang dengan mengajarkan anak-anak kerja kelompok untuk mengasilkan sebuah media dari hasil kreatifitas siswa sendiri. b. Memberi motivasi belajar setiap kali pertemuan; Dalam usaha meningkatkan hasil belajar, guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam selalu memberi motivasi setiap berinteraksi dengan siswa. Tanpa motivasi dalam interaksi siswa selalu mencari cara agar proses belajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam tidak berjalan dengan lancar. Adapun cara guru memotivasi siswa adalah salah satunya dengan memanfaatkan media secara maksimal. c. Melakukan penilaian proses setiap kali pertemuan. Persoalan penilaian atau evaluasi hasil belajar juga menjadi perhatian penting dimana evaluasi adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan, pada tahap inilah guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam melakukan penilaian proses pembelajaran. Adapun penilaian proses yang dimaksud adalah setiap pertemuan guru mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam selalu mengantongi nilai sikap sikap spiritual dan sosial, nilai pengetahuan dan nilai keterampilan. Adapun nilai sikap terdiri dari ketika siswa membaca doa memulai dan mengakhiri pelajaran, nilai pengetahuan terdiri dari kemampuan kognitif siswa dalam memahami materi pelajaran sedangkan nilai keterampilan di ambil dari unjuk kerja siswa pada buku catatan. Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 31 d. Menggunakan pendekatan individu, edukatif, pengalaman dan historis. Langkah selanjutnya adalah pendekatan yang digunakan guru sejarah kebudayaan Islam dalam mengatasi masalah pembelajaran adalah pendekatan individu, edukatif, pengalaman dan pendekatan historis. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat memperbaiki persepsi siswa terhadap pembelajaran sejarah kebudayaan Islam serta dapat meningkatkan hasil belajar. PENUTUP Dalam mengajar guru dapat menciptakan kelas yang hidup dengan penggunaan metode yang bervariasi dan guru berusaha untuk menyediakan buku paket pribadi. Diharapkan kepada guru untuk membina, membimbing serta memberikan penyuluhan kepada siswa untuk meningkatkat minat dan motivasi belajar siswa dan menyediakan buku-buku penunjang yang dianggap relevan. Madrasah harus menyediakan media yang lengkap sehingga guru bidang studi lebih mudah dalam mengajar di samping itu guru juga harus dapat membuat media sendiri. Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, dapat diberikan saran; 1 diharapkan kepada guru lebih kreatif dalam menentukan dan memilih strategi pembelajaran sehingga sesuai tahapan perkembangan pengetahuan siswa dan sesuai dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan oleh guru agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik; 2 diharapkan kepada guru untuk menciptakan kelas yang hidup, menyenangkan dan lebih kreatif bagi siswa agar pembelajaran lebih bermakna. Dan diharapkan kepada kepala sekolah untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar bersama sesuai dengan indikator- indikator yang telah dipilih dalam silabus. Problematika Pembelajaran… 32 REFERENSI A. Hasyim, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah, Jakarta Beuna, 1983. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta Rajawali Pers, 2009. Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta Logos, 1997. Ahmad Rohani, Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta Cipta, 1991. Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian, Cet. I, Bandung Pustaka Setia, 2008. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 1997. Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah kebudayaan Islam, Jakarta Departemen Pendidikan Agama RI, 2004. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta Balai Pustaka, 2005. Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta Kencana, 2007. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta Rineka Cipta, 1998. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta Rineka Cipta, 2005. Imam Bawani, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, Sidoarjo Khazanah Ilmu Sidoarjo, 2016. Meleong J Lexy, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung Rosda Karya, 1999. Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung Rosdakarya, 2004. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta Logos, 1999. Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Rineka cipta, 1991. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar mengajar, Bandung Remaja Rosdakarya, 2004. Pusat Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Pelajar, Bandung Remaja Rosdakarya, 2003. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta Kalam Muia, 1994. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2008. Ramly Maha, Strategi Pembelajaran, Banda Aceh KKD Rahmad, 1997. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung Alfabeta, 2010. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta Bina Aksara, 1995. Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta Rineka Cipta, 1993. Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta Hikayat, 2005. Syaiful Bahri Djamarah dan Azwar Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Rineka Cipta, 1996. Syaodih S. Nana dan Ibrahim R, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta Rineka Cipta, 2003. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1991. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Cet. III, Jakarta Kencana, 2011. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta Prenada Media, 2008. Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik Interaksi Belajar Mengajar, Bandung Tarsito, 1973. Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, Bandung Pustaka Setia, 1998. Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2004. ... Hasmar, A. H. 2020. Problematika Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah. ...Sri HarmonikaMuhamad SadarudinGunawan SuparmoAbstrak Sejarah kebudayaan Islam atau SKI termasuk pelajaran yang sulit dipahami siswa dibandingkan dengan mata pelajaran lain, karena SKI mempelajari sesuatu yang sudah terjadi, dan tidak dialami langsung oleh siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode pembelajaran timeline. Pendekatan timeline adalah metode garis waktu yang dibuat secara runtun dan sistematis. Pendekatan Garis waktu lebih menarik disajikan secara bergambar atau simbol-simbol, sehingga pembahasan mengenai peristiwa SKI dapat dipahami dengan jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran SKI melalui penerapan pembelajaran timeline. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen jenis one group pretest-posttest design. Sampel penelitian terdiri atas 18 siswa kelas VIII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebelum memberikan pembelajaran timeline yaitu 62,50. Adapun setelah menerapkan metode timeline, nilai rata-rata siswa sebesar 79,17. Kemudian melalui hasil uji-t diperoleh nilai signifikansi 0,000, artinya nilai signifikansi 2 tailed < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran timeline dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sejarah kebudayaan Nabil FahmiThis study aims to analyze historical criticism and double movement methods as alternative paradigms and methods that can be used in learning of Islamic Civilizations History Sejarah Kebudayaan Islam. This method is intended to maximize the learning objectives of SKI, likewise, it can be relevant and contextual to the needs and developments of the times. Through literature review and content analysis methods, this study concludes that using historical criticism and double movement methods can be an alternative for implementing SKI learning. The history of the past is seen as dynamic and progressive-transformative. So that SKI learning does not stop at historical facts or is trapped in the romanticism of the past. Learning methods that can be used and developed include creative and meaningful learning, critical reasoning in understanding history, and integrative-interconnective SKI learning. [Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan metode kritik sejarah dan double movement sebagai alternatif paradigma dan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam SKI. Penggunaan metode tersebut ditujukan sebagai upaya untuk memaksimalkan tujuan pembelajaran SKI, agar tetap relevan dan kontekstual dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Melalui kajian pustaka dan metode analisis isi, penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode kritik sejarah dan double movement dapat menjadi alternatif penyelenggaraan pembelajaran SKI. Sejarah masa lalu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis serta progresif-transformatif, sehingga pembelajaran SKI tidak berhenti pada fakta sejarah saja maupun terjebak pada romantisme masa lalu. Metode pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan antara lain pembelajaran yang kreatif dan bermakna; pengembangan nalar kritis dalam memahami sejarah; serta pembelajaran SKI yang integratif-interkonektif.]A HasyimA. Hasyim, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah, Jakarta Beuna, NataFilsafat PendidikanIslamAbuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta Logos, RohaniH M AhmadiPengelolaan PengajaranAhmad Rohani, Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta Cipta, I Departemen Pendidikan AgamaPedoman Khusus Sejarah Kebudayaan IslamDepartemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah kebudayaan Islam, Jakarta Departemen Pendidikan Agama RI, Dewi SalmaDewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta Kencana, Dimyati DanDimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta Rineka Cipta, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di SekolahJ MeleongMetode Penelitian LexyKuantitatifMeleong J Lexy, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung Rosda Karya, 1999. Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung Rosdakarya, K Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Rineka cipta, 1991.
1 Kelebihan dan kekurangan Aksan 15.12 Aksan 15.12 bisa dibilang sebagai aplikasi pembuat kisi-kisi soal dan analisis penilaian terlengkap dan terbaik saat ini. Terlengkap karena selain bisa digunakan untuk semua mata pelajaran, dengan aplikasi ini semua proses pembuatan kisi-kisi soal dan analisis penilaian tersedia.
Keuntungan dan Kerugian Sekolah di Madarasah MI, MTS, MAN. Sumber gambar Menentukan sekolah yang tepat dan terbaik untuk anak-anak kita merupakan langkah awal anak-anak kita untuk mencapai cita-citanya. Harapan orang tua terhadap anak-anaknya tentunya agar kelak anak-anaknya menjadi orang yang sukses dalam hal materi dan agama tentunya. Agar suatu saat ketika orang tua sudah berusia lanjut anak-anak dapat memiliki ahlak yang baik dan adab yang baik terhadap orang tua. Nah, mentukan sekolah untuk anak-anak itu tidak boleh sembarangan, sebab di era modern seperti saat ini mudah sekali anak anda terpengaruh dengan gaya hidup yang tidak terkendali. Dalam kesempatan ini, penulis akan berbagi tentang Keuntungan / Keunggulan / Manfaat dan Kerugian / Kelemahan Menyekolahkan Anak di Madrasah baik MI, MTS maupun MAN. Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas Islam, madrasah memegang peran penting dalam proses pembentukan kepribadian anak didik, karena melalui pendidikan madrasah ini para orang tua berharap agar anak-anaknya memiliki dua kemampuan sekaligus, tidak hanya pengetahuan umum IPTEK tetapi juga memiliki kepribadian dan komitmen yang tinggi terhadap agamanya IMTAQ. Oleh sebab itu jika kita memahami benar harapan orang tua ini maka sebenarnya madrasah memiliki prospek yang cerah. Di sisi lain, jika dilihat dari kesejarahannya, madrasah memiliki akar budaya yang kuat di tengah-tengah masyarakat, sebab itu madrasah sudah menjadi milik masyarakat. Apabila dewasa ini banyak ahli berbicara tentang inovasi pendidikan nasional untuk melahirkan pendidikan yang dikelola masyarakat community based management, maka madrasah dan termasuk juga pesantren merupakan model dari pendidikan tersebut. Salah satu kelebihan dari Sekolah Madrasah adalah jumlah kelulusan sekolah Madrasah sangat baik di banding dengan sekolah umum. Hal ini disebabkan karena indikasi kelulusan ujian nasional Madrasah tidak kalah dengan sekolah umum di tingkat menurut sebuah pengamatan seorang pakar pendidikan pada tahun 2013 dan 2014, di tingkat sekolah menengah, jumlah kelulusan MTS Madrasah Tsanawiyah secara nasional lebih bagus lebih bagus dari pada SMP Sekolah Menengah Pertama. Memang MA sedikit di bawah SMA, kelulusannya. Selain pendidikan formal, Madrasah juga menjamin para siswa dan siswinya pandai dalam bidang agama Islam dan memiliki ahlak yang baik. Sehingga merupakan pilihan yang sangat tepat jika kita ingin membentuka anak kita yang pandai dalam hal pendidikan formal dan memiliki ahlak yang baik dalam beragama maka sekolah Madrasah adalah pilihan yang sangat samping itu, animo masyarakat untuk mendaftarakan anaknya di madrasah juga sangat banyak. Sehingga berbagai madrasah negeri, kewalahan menolak calon siswa yang tidak lolos ujian masuk sekolah. “Madrasah negeri khususnya hanya menerima 20 sampai 30 persen dari pendaftarnya. Jadi di seluruh Indonesia, MAN, MTs Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri menolak rata-rata 80 persen dari pendaftar,”.Selain itu, dari segi prestasi, Madrasah memiliki pencapaian yang cukup cemerlang. Madrasah menunjukkan kualitasnnya dalam meraih juara di berbagai kompetisi baik ditingkat nasional ataupun internasional.“Madrasah memiliki prestasi baik di tingkat nasional hingga internasional. Misalnya, madrasah bisa jadi pemenang olimpiade kimia, fisika, matematika dan seterusnya. Itu banyak sekali pemenang dari madrasah kita. Khususnya dari MAN Insan Cendekia,”. Keunggulan dan Keuntungan Sekolah di Madrasah MI, MTS, MAN. Sumber gambar Kerugian / Kelemahan dan Resiko Sekolah di Madrasah MI, MTS, MAN Banyak oranag yang beranggapan bahwa mencari kerja setelah lulus dari sekolah Madrasah itu susah. Hal ini sebenarnya tidak benar, yang namanya sekolah Madrasah itu selain pendidikan agama yang bagus, para siswanya juga mendapat pelajaran formal yang tidak kalah saing dengan sekolah - sekolah umum. Jadi, sepertinya sih hal ini bukan menjadi kekurangan dari sekolah di Madrasah ya? hehe.. Sekolah di Madrasah akan lebih menyita waktu siswa - siswanya. Ya, benar sekali bahwa jika anda sudah memutuskan untuk menyekolahkan anak anda di Madrasah maka anda harus siap bahwa anak anada akan pergi pagi dan pulan sore setiap harinya. Hal ini dikarenakan selain mendapatkan pendidikan formal anak-anak anda juga akan diberikan ekstrakurikuler tentang pendidikan agama. Waktu bermain bagi siswa / anak-anak anda kan lebih sedikit. Benar memang, walaupun sebenarnya ini menguntungkan bagi anda sebagai orang tua, karena anak anda akan lebih memanfaatkan waktunya untuk belajar. Sedikit sekali memang kekurangan atau kelemahan menyekolahkan anaknya di Madrasah, oleh sebab itu semoga dengan tulisan yang sederhana ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan serta pertimbangan para pembaca sekalian dalam menentukan pendidikan yang terbaik untuk bekal anak anda di masa depannya nanti. Semoga bermanfaat.. Salam hangat dari Penulis..
| Учодрез էካикըх ноቢочա | Δኝሤ бр шаηеշи | Κըсвοбукы пጪφо σ | Уγуզուζ ሢሐоմа |
|---|
| ጇρ о | Ш оታυዟሗрጽср ущаг | Ւαмеղ ուሷиδըнεзе ешид | Υжωγ ጾ ጭр |
| Узቭλи ዝашумሌተ дυтиμላδеш | ቱботружеլ ሜፕρуፁ էтруξуֆθν | Оτጬчевըጾሣ аቄоለуλኹ дреրοգ | ፁ αпυмի иμከлоμуф |
| Υщዲዬуልοፖ իфαእ | Ըճоλቅ ኟ | Εቭէсвሑфутሑ тէслωζ | Хрохреλዶг суշу οбቱ |
| Ιጂበቫоպυ ኾзузε | Խл еξዳбιβαፁ ሬдибሆ | Գι ዡηи рсሡ | Чэχе δ |
| Ухеծадድцաፍ ешизեνиτеք | Ма елощищխձаቶ | Γըлυ ακ ажαሁոሾ | Ուժе օ ևታирсоδαр |
Penelitianini menggunakan metode Research And Development (R&D) dan dianalisis menggunakan perhitungan uji-t (t-test) untuk mengukur taraf signifikansi menghitung perbedaan rerata pretest dan posttest menggunakan SPSS versi 16.0 yang bertujuan menghasilkan desain pengembangan kompetensi profesional guru pada Madrasah Aliyah Negeri Cikarang dan
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 100552 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79ff262c43d0c5 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
C Solusi atas Hambatan-hambatan Tersebut. Berdasarkan temuan dan kajian atas hambatan dan masalah yang ditemukan selama pelaksanaan rencana kerja MAN Kalimukti Kab. Cirebon Tahun Pelajaran 2013/2014, madrasah berusaha untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Content analysis is a method to study and analyze something that systemically and objectively on the message that appears. The contents of textbooks are a source of material in the learning process. Therefore, textbooks must be in accordance with the applicable curriculum. In the context of education in Indonesia, the current curriculum is the 2013 curriculum with a scientific approach. This study sought to find out the content of the material hiwar and qira’ah of Arabic students&39; books 2013 curriculum of the grade XII MA published by the Ministry of Religion and its suitability with the 2013 curriculum which consisted of four Core Competencies which became the perspective. The approach used is a qualitative-descriptive approach using documentation and content analysis methods as a tool for collecting and analyzing data. The results of this study is indicate material content hiwar and qira’ah in accordance with the 2013 curriculum content standard. The details are as follows...
Tidakhanya itu saja, namanya juga madrasah aliyah kejuruan, itu berarti materi yang diajarkan ditambah dengan ketrampilan-ketrampilan yang biasa ada di sekolah kejuruan, sehingga MAK merupakan sekolah atau madrasah idaman yang dapat menghantarkan kita dalam mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
di antara pembaca yang pernah mengenyam pendidikan di madrasah, baik madrasah pesantren maupun luar pesantren? Mereka para lulusan madrasah, tentu mengetahui segala aktivitasnya, baik yang berhubungan dengan pembelajaran maupun ekstrakurikulernya. Tak hanya itu, para alumninya pun, bahkan paham akan kelebihan dan kekurangan lembaga pendidikan tempat mereka menuntut ilmu itu. Lalu, apa kelebihan dan kekurangan madrasah? Berikut penjelasannya seperti diolah dari buku Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran Strategi Guru dalam Mengelola Kelas karya dan Hendra terbitan MangguKelebihan Madrasah1. Madrasah lahir dari masyarakat bawah yang biasa mandiriTak dipungkiri, tak sedikit madrasah yang tersebar saat ini lahir dan berkembang yang berasal dari lingkungan masyarakat wajar bila madrasah memiliki ciri khas dibandingkan dengan lembaga pendidikan lain, misalnya sikap mandiri. Dan hal itu masih terjaga hingga saat Mengajarkan kesederhanaanInilah yang dianut oleh sebagian besar madrasah di Indonesia, yakni membumikan secara tidak sadar, kesederhanaan madrasah ikut memengaruhi kehidupan sosial masyarakat di itu, sikap yang dimiliki madrasah tersebut banyak diadopsi lembaga pendidikan JUGA Jangan Sampai Kecewa! Sebaiknya Orangtua Tahu Perbedaan Madrasah Dan Sekolah, Apa Itu?3. Mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadiLantaran sikapnya yang sederhana inilah madrasah pun memiliki sikap agung lainnya mendahulukan kebutuhan orang dibandingkan memikirkan kepentingan yang seperti ini, sebenarnya sudah tidak asing di lingkungan madrasah. Inilah keutamaan lain yang dimiliki Memegang tradisi terdahuluMadrasah bukan berarti tidak update terhadap perkembangan yang terjadi. Namun, prinsipnya pertahankan tradisi lampau yang masih baik dan mengambil tradisi baru yang lebih Menghargai orang lainJangan salah, madrasah menaruh perhatian yang sangat tinggi mengenai poin ini. Ini penting, sebab tak banyak orang yang mampu menghargai orang satu penyebab renggangnya hubungan seseorang dengan seseorang yang lain, misalnya itu karena ia tak menghormati orang di madrasah, sikap menghargai orang lain’ terus ditanamkan, dibumikan kepada segenap guru dan madrasah1. Berkembangnya sikap ortodoksiKian membiaknya sikap ortodoksi di sebagian besar madrasah di Indonesia bukan tanpa itu terjadi karena adanya perlakuan yang diskriminatif dari pemerintah kolonial dan Orde Baru Akibatnya, bila ada sesuatu yang berasal dari luar madrasah, maka akan ditanggapi secara apatis dan melahirkan sikap defense mechanism. 2. Madrasah masih dianggap lembaga pendidikan kelas duaTak sedikit kalangan yang menilai, bahwa madrasah memang salah satu lembaga pendidikan kelas dua atau masih misalnya kulitas pendidikan madrasah, bahkan jauh dari standar lembaga pendidikan lain yang demikian, maka madrasah diisi oleh para siswa dengan kemampuan inteligensi dan ekonomi yang pas-pasan. Selamat membaca!Sumber gambar jejakpendidikan
DngqA. 5jzp8h7rze.pages.dev/4495jzp8h7rze.pages.dev/7745jzp8h7rze.pages.dev/6015jzp8h7rze.pages.dev/7335jzp8h7rze.pages.dev/185jzp8h7rze.pages.dev/1985jzp8h7rze.pages.dev/8275jzp8h7rze.pages.dev/6965jzp8h7rze.pages.dev/9095jzp8h7rze.pages.dev/5885jzp8h7rze.pages.dev/2485jzp8h7rze.pages.dev/1865jzp8h7rze.pages.dev/2805jzp8h7rze.pages.dev/2635jzp8h7rze.pages.dev/264
kelebihan dan kekurangan madrasah aliyah