Sebagai pemimpin besar revolusi, Bung Karno terkenal memiliki kemampuan pidato yang luar biasa. Tak heran julukan Singa Podium melekat pada Putra Sang Fajar. Berikut kutipan pidatonya yang membakar semangat. Semoga menginspirasi ya. Baca Juga: Ikhtiar Bu Mega Laksanakan Pesan Bung Karno demi Dua Korea. β€œBerikan aku 1000 orang tua, niscaya Barang-barang lainnya seperti radio, televisi, dan lain-lain tidak boleh dibawa,” kata Bung Karno seperti dituliskan Maulwi Saelan dalam Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66 (2008: 265). Saelan juga mencatat detik-detik bersejarah ini berdasarkan kesaksian Sogol Djauhari Abdul Muchid.

Dibacakan oleh Erwin Tejasomantri dengan iringan musik Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki oleh Irfan Darmaputra.Aku Melihat IndonesiaKarya: Ir. SoekarnoJi

β€œItu kata Bung Karno, ya sudah itu saja,” ungkap Zawawi disambut riuh tepuk tangan dan gelak tawa dari para undangan. Ditemui di ruang kerja Rektor UTM, Zawawi mengatakan bahwa diperlukan latihan secara rutin dan waktu yang tidak singkat untuk membaca puisi hingga menirukan pidato mirip dengan aksen Bung Karno.

Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca. Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati

Lebih dalamnya, sastra dapat dikatakan sebagai segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Bentuk- bentuk sangatlah beragam, mulai dari puisi, prosa, drama hingga mantra. 2 Hujan Bulan Juni Oleh Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
LumajangNetwork- Puisi Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizche akhir-akhir ini menjadi viral dan ramai diperbincangkan oleh netizen di sosial media. Di momen kemerdekaan kemarin, potongan puisi Mata Luka Sengkon Karta yang dibacakan oleh Peri Sandhi Huizche banyak diunggah kembali di sosial media TikTok. yang tidak ada. bisa di ada-ada. Akulah Sengkon yang sakit. Berusaha mengenang luka. di bahu,dipunggung, dibatuk yang berlapis tuberkulosis. Malam Jum'at 21 Nopember 1974. Setiap malam jumat yasin dilantunkan dengan hikmat. Bintang-bintang berzikir dikedipanya. Suara-suara binantang melengkingkan pujian untuk tuhan.
Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir β€”- bait 7β€”β€” Kami sekarang mayat Berikan kami arti Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian β€”- bait 8β€”β€” Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi …. β€”- bait 9β€”β€”
6OXm7to.
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/734
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/391
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/227
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/62
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/125
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/88
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/317
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/182
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/585
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/361
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/71
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/104
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/379
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/159
  • 5jzp8h7rze.pages.dev/460
  • puisi kata bung karno